Rabu, 26 Oktober 2011

Pengusaha Hotel Bali Mulai Lirik Properti Lombok




- Pulau Lombok kini menjadi buah bibir karena akan dibangun proyek kawasan wisata terintegrasi Mandalika senilai Rp 27 triliun. Hal ini pun menjadi daya tarik pengusaha hotel yang selama ini fokus membangun properti di Bali.

"Ada beberapa teman yang sudah mulai melirik dan sudah ekspansi ke sana," kata Sekretaris BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Perry Markus kepada detikFinance, Rabu (26/10/2011).

Perry menuturkan posisi Bali dan Lombok sejatinya saling melengkapi dalam menyajikan tempat wisata bagi para pelancong lokal maupun asing. Ia pun menyadari saat ini infrastruktur di Bali terutama jalan sudah mulai kurang mendukung, sehingga perlu ada destinasi baru disekitar Bali sebagai alternatif.

"Dua destinasi ini punya daya tarik sendiri, tapi kalau semua diarahkan ke Bali tak ada alternatif, maka itu tak akan menampung. Kita tahu runway di Bali masih single, sekarang ini kita sudah mengalami kemacetan. Kenyamanan sudah tak ada lagi, memungkinkan wisatawan akan memilih apakah akan ke Lombok, ini hanya pilihan apakah Bali atau Lombok," katanya.

Meskipun ia mengakui, kawasan Lombok perlu berbenah dalam menyiapkan sumber daya manusia disektor perhotelan. Saat ini, lanjut Perry, pembangunan hotel dan peristirahatan di Bali sudah begitu pesat sehingga harus diimbangi dengan dukungan infrastruktur.

"Tren ke depan, untuk bergeser itu ada, kita tak bisa memungkiri, orang kalau berwisata berkali-kali bosan, butuh lokasi baru," katanya.

Dikatakan Perry, di kawasan Bali saat ini konsentrasi pembangunan kawasan properti seperti hotel dan semacamnya lebih fokus di wilayah selatan seperti Nusa Dua, Kuta, Jimbaran dan lain-lain. Sementara kawasan Bali utara seperti Karang Asem belum terlalu banyak dilirik. Ia berharap perlu ada pembagian konsentrasi dalam hal pembangunan akomodasi.

"Sekarang ini unggulanya masih di Bali, kalau ekspansi ke arah Lombok memang ada beberapa mencoba ke sana karena keadaan alam yang masih asli dan pantai-pantainya masih bagus," katanya.

Seperti diketahui proyek kawasan wisata Mandalika Lombok diperkirakan akan menelan dana hingga Rp 27 triliun. Setidaknya ada enam investor yang menandatangani nota kerjasama pembangunan wisata Mandalika. Terdapat tiga korporasi besar yang berinvestasi mengembangkan kawasan wisata Mandalika Lombok selain BUMN.

Tiga korporasi itu adalah PT Gobel Internasional yang merupakan milik pengusaha Rachmat Gobel yang mendapatkan konsesi lahan seluas 350 hektar untuk membangun fasilitas ramah lingkungan untuk pengelolahan air minum dan limbah. Gobel Internasional juga akan membangun resor dan hotel berbintang.

Selain itu, MNC Group milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo melalui anak usahanya PT Global Land Develompment juga memperoleh konsesi mengelola 400 hektar lahan.

MNC akan membangun theme park atau taman hiburan terintegrasi seperti disneyland, underwater park dan techno park. MNC Group juga akan membangun sirkuit balap Formula Satu (F1), plenary hall untuk penyelenggaraan konser dan pelabuhan laut untuk kapal pesiar dan kapal laut.

Perusahaan lain adalah Rajawali Group melalui anak usaha PT Canvas Develovment sdn.bhd, yang akan membangun resort kelas atas, hotel berbintang dan villa di areal seluas 100 hektar. Saat ini di kawasan ini, Rajawali Group sudah mengoperasikan dan mengelola hotel bintang lima.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan