Lombok Tengah, NTB, 18/10 (ANTARA) - Gerakan Nasional (Gernas) Sadar Wisata 2011 dicanangkan di Desa Sade, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, sekitar 50 kilometer arah selatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Gerakan Nasional (Gernas) Sadar Wisata 2011 itu dicanangkan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim, bersama Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H Badrul Munir, dan Bupati Lombok Tengah Suhaili FT serta pejabat terkait lainnya.
Gernas Sadar Wisata itu diselaraskan dengan Aksi Sapta Pesona yang meliputi aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan itu, diwarnai beragam acara antara lain gelar seni budaya yang mencakup pementasan kesenian dan penyerahan penghargaan Bina Seni Sapta Pesona.
Sapta pesona merupakan syarat yang harus dapat diwujudkan untuk meningkatkan daya tarik dan kenyaman lingkungan pada setiap destinasi pariwisata, sehingga wisatawan memiliki pengalaman kunjungan yang berkualitas dan berkesan.
Selain sebagai sarana kampanye sadar wisata di masyarakat, momentum gerakan nasional itu juga merupakan wadah diskusi atau saling tukar menukar informasi antara kelompok sadar wisata dengan pemerintah.
Perhelatan sadar wisata 2011 itu juga merupakan ajang pertemuan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) binaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi se-Indonesia.
Kaum akademisi, pelaku usaha pariwisata, asosiasi pariwisata, kelompok seni, LSM, pekerja media massa, pelajar dan tokoh masyarakat, juga berperanserta dalam Gernas sadar wisata itu.
Bazar produk wisata juga mewarnai Gernas sadar wisata itu, yang mempromosikan beragam produk seni kerajinan, mutiara dan kuliner khas lokal yang digemari banyak wisatawan.
Gernas Sadar Wisata 2011 itu merupakan kegiatan kelima semenjak diprogramkan 2007 di Bandung, Jawa Barat, kemudian 2008 di Buleleng, Bali, dan 2009 di Pantai Depok, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan 2010 di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim mengatakan, Gernas sadar wisata itu merupakan gerakan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat guna mewujudkan Sapta Pesona.
"Terwujudnya Sapta Pesona pada gilirannya dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang nantinya akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal," ujarnya.
Firmansyah menekankan, pentingnya kampanye sadar wisata yang yang lebih difokuskan untuk menumbuhkan pemahaman masyarakat tentang sadar wisata, sekaligus menggalang dukungan peran dan partisipasi masyarakat dalam menciptakan iklim dan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya pariwisata di daerah.
Firmansyah juga berkesempatan membuka Gerakan Kebersihan dan Penghijauan yang ditandai dengan penanaman pohon secara simbolis dan penyerahan alat kebersihan yang menjadi momentum dimulainya Gerakan Bersih Desaku dan Gerakan Hijau Desaku.
Gerakan Bersih Desaku itu merupakan sebuah kegiatan kerja bhakti bersama lingkungan Desa Sade. Sementara Gerakan Hijau Desaku mengarah kepada upaya penanaman pohon yang mencakup 500 batang bibit pohon. (*)
Gerakan Nasional (Gernas) Sadar Wisata 2011 itu dicanangkan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim, bersama Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H Badrul Munir, dan Bupati Lombok Tengah Suhaili FT serta pejabat terkait lainnya.
Gernas Sadar Wisata itu diselaraskan dengan Aksi Sapta Pesona yang meliputi aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan itu, diwarnai beragam acara antara lain gelar seni budaya yang mencakup pementasan kesenian dan penyerahan penghargaan Bina Seni Sapta Pesona.
Sapta pesona merupakan syarat yang harus dapat diwujudkan untuk meningkatkan daya tarik dan kenyaman lingkungan pada setiap destinasi pariwisata, sehingga wisatawan memiliki pengalaman kunjungan yang berkualitas dan berkesan.
Selain sebagai sarana kampanye sadar wisata di masyarakat, momentum gerakan nasional itu juga merupakan wadah diskusi atau saling tukar menukar informasi antara kelompok sadar wisata dengan pemerintah.
Perhelatan sadar wisata 2011 itu juga merupakan ajang pertemuan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) binaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi se-Indonesia.
Kaum akademisi, pelaku usaha pariwisata, asosiasi pariwisata, kelompok seni, LSM, pekerja media massa, pelajar dan tokoh masyarakat, juga berperanserta dalam Gernas sadar wisata itu.
Bazar produk wisata juga mewarnai Gernas sadar wisata itu, yang mempromosikan beragam produk seni kerajinan, mutiara dan kuliner khas lokal yang digemari banyak wisatawan.
Gernas Sadar Wisata 2011 itu merupakan kegiatan kelima semenjak diprogramkan 2007 di Bandung, Jawa Barat, kemudian 2008 di Buleleng, Bali, dan 2009 di Pantai Depok, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan 2010 di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim mengatakan, Gernas sadar wisata itu merupakan gerakan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat guna mewujudkan Sapta Pesona.
"Terwujudnya Sapta Pesona pada gilirannya dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang nantinya akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal," ujarnya.
Firmansyah menekankan, pentingnya kampanye sadar wisata yang yang lebih difokuskan untuk menumbuhkan pemahaman masyarakat tentang sadar wisata, sekaligus menggalang dukungan peran dan partisipasi masyarakat dalam menciptakan iklim dan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya pariwisata di daerah.
Firmansyah juga berkesempatan membuka Gerakan Kebersihan dan Penghijauan yang ditandai dengan penanaman pohon secara simbolis dan penyerahan alat kebersihan yang menjadi momentum dimulainya Gerakan Bersih Desaku dan Gerakan Hijau Desaku.
Gerakan Bersih Desaku itu merupakan sebuah kegiatan kerja bhakti bersama lingkungan Desa Sade. Sementara Gerakan Hijau Desaku mengarah kepada upaya penanaman pohon yang mencakup 500 batang bibit pohon. (*)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan